Teks Drama "Hitam dalam Gelap" (Part 4)

        Keesokan harinya, mereka melakukan kegiatan di kampus seperti biasanya. Hanya saja, ada sedikit perbedaan. Sebagian dari mereka telah hilang.



Bellya : (berdiri sambil menatap ke langit-langit kelas) “Kalau pembunuhan kayak gini, aku curiga. Bisa jadi pelakunya orang yang lagi deket sama kita.”
Rosalina : (berdandan) “Iya, Bell. Dari awal aku juga udah curiga. Tapi, masa iya orang yang deket sama kita tega ngelakuin itu semua? Kecuali….”
Bellya : (menatap Rosalina) “Kecuali apa?”
Rosalina : (menutup kacanya) “John. Iya, John. Aku curiga deh sama dia. Dia kan aneh. Paling aneh di antara kita-kita.”
Ginny : (dengan wajah tidak terima)Nggak mungkin lah. Tuh kan, asal nuduh lagi.”
Rosalina : “Kita nggak asal nuduh kok. Emang John kan yang keliatan paling aneh di sini. Eh, kamu! Jangan mentang-mentang kamu suka sama John ya jadinya kamu lupa sama temen sendiri! Dasar! (dengan nada yang tinggi)
Ginny : “Ya kalau kamu emang nggak ada bukti, jangan kayak gitu dong. Tunjukin dulu buktinya!” (membalas Rosalina)
Rosalina : “Diiihhh, nyolot! Nyebelin banget sih! Kalau udah urusan perasaan ya, sampe bisa lupa sama temen lama! Sama sahabat!”
Bellya : (menenangkan Rosalina) “Eh, udah udah. Ginny bener juga, Ros. Kita nggak ada bukti. Kita cuma bisa curiga.”
Rosalina : “Iya curiga sama John. Habis gak ada yang lagi kan yang aneh?”
Bellya : “Ada, Ros.” (menatap Ginny)
Rosalina : “Siapa?” (mengikuti arah pandangan Bellya)
Ginny : (merasa diperhatikan) “Apa? Sekarang nuduh aku?”
Bellya : “Siapa yang tau Gin. Kan kamu selama ini nggak pernah akur sama mereka berdua.”
Ginny : “Denger ya! Kalian pikir aku nggak akur sama mereka terus aku bunuh mereka? Kenapa aku cari masalah ha? Itu gak mungkin banget. Mereka juga sahabat aku!”
Aurela : (berlari ke arah mereka)Ehhh, udah dong. Ada apa sih?”
Ginny : “Tuh tanya aja sama sahabat kamu! Katanya sahabat tapi kok nggak pernah percaya.”
Aurela : “Kenapa kalian jadi saling nuduh gini sih? Udah lah, kita juga bakal nyelidiki kasus ini kan? Nanti pasti ketahuan kok siapa pelakunya.”
Ginny : “Tuh dengerin!” (beranjak pergi)

        Rosalina dan Bellya saling tatap. Mereka mulai bingung dengan keadaan mereka sekarang. Berantakan, karena sahabat saling menuduh sahabatnya. Tak lama kemudian, John datang.

John : “Maaf, tadi nggak sengaja aku dengerin pembicaraan kalian. Kalian nuduh aku? Kalian punya bukti? Kenapa sih kalian selalu curiga sama aku?”
Rosalina : “Kamu. Kamu orang pertama yang tiba-tiba datang dan merusak persahabatan kita! Puas kamu?”
Bellya : “Denger ya John, semenjak ada kamu, di antara kami semua ada yang aneh. Kamu itu sebenernya siapa sih? Oh, aku mulai yakin sama dugaan Stevia waktu itu.” (sambil tersenyum kecut)
John : “Dugaan apa?”

        Sebelum Bellya menjawab, Indra datang dan menyela pembicaraan mereka. Indra merasa risih dengan cara berbicara mereka yang membentak-bentak dan mengganggu pendengaran.

Indra : “Kenapa sih kalian? Kenapa setelah kepergian Stevi dan Evelyn kalian nggak malah akur, ngedoain mereka berdua, cari jalan keluar untuk membuktikan kasus ini, kalian dari kemarin berantem terus. Capek yang ndengerin!”
John : “Mereka yang mulai.”
Indra : “Udah cukup. Kita nggak bisa kayak gini terus. Baiklah, penyelidikan kita mulai hari ini.”
Aurela : “Aku setuju.”
Indra : “Tapi sebelum itu, kita harus ijin dan menanyakan sesuatu yang penting kepada Mr. Vaint.”
Bellya : “Terserah lah.”

        Sore harinya, pada saat mata kuliah Mr. Vaint mereka masihmenimbang-nimbang keinginan mereka untuk menyelidiki kasus meninggalnya sahabat mereka yang tak wajar. Satu jam nerlalu, Mr. Vaint mempersilahkan murid yang ingin bertanya. Dan Aurela yang mengajukan pertanyaan kepada Mr. Vaint.

Aurela : “Maaf, Mr. Saya mau bertanya tapi ini semua tidak ada hubungannya dengan mata kuliah hari ini. Apakah boleh?”
Mr. Vaint : “Oh, tentu, silahkan.”
Aurela : “Hmm, ini mengenai kasus meninggalnya Stevi dan Evelyn yang terjadi secara tidak wajar, Mr.”
Mr. Vaint : “Hmm, saya mengerti. Kalian sebagai sahabatnya pasti tidak bisa dengan mudah menerima kenyataan ini. Lantas, ada apa?”
Aurela : “Ya, tentu saja ini mengenai kasus pembunuhan di kampus kita kan, Mr.?”
Mr. Vaint : “Ya, kamu benar.”
Aurela : “Dan maksud kita….”
Mr. Vaint : “Datanglah menemui saya nanti, setelah mata kuliah berakhir.”

        Setelah mata kuliah berakhir, John, Ginny, Rosalina, Indra, dan Aurela pergi ke ruangan Mr. Vaint.

Indra : (mengetuk pintu) “Permisi, Mr.?”
Mr. Vaint : “Ya, silahkan masuk.”
Rosalina : “Mr. langung saja menuju topiknya ya? Baiklah, saya mulai geram dengan kasus ini.” (cetus Rosalina tanpa koma dan titik)
Mr. Vaint : “Maksud kamu?”
Aurela : “Kami mau mengungkap kasus pembunuhan Stevia dan Evelyn, Mr. Bolehkah….”
Mr. Vaint : “Jangan. Kasus ini sudah diselidiki dengan polisi. Sebaiknya kalian tidak ikut campur. Ini terlalu berbahaya.”
Indra : “Tapi kami penasaran, Mr. Kami ingin tahu apa yang membuat sahabat kami meninggal dengan tidak wajar begitu.”
Mr. Vaint : “Tapi ada baiknya jika kita menyerahkan semua kasus ini kepada pihak yang berwajib.”
Bellya : “Tunggu sebentar, Mr. Kami ingin kami sendiri yang mencari tahu dan menemukan pelakunya.”
Indra : “Iya, Mr. Bellya benar.”
Mr. Vaint : “Baiklah, saya menyerah jika kalian terus memaksa. Tapi berhati-hatilah. Ada kemungkinan, pelakunya orang terdekat.”
Aurela : “Maksud Anda?”
Mr. Vaint : “Saya hanya berkata mungkin, tapi itu belum tentu benar, kan?”
Ginny : “Tapi, saya kok jadi takut ya? Kalau kata Mr. Vaint tadi benar, di sini pasti akan ada korban lagi.”
Aurela : “Jaga bicaramu! Semua tidak akan terjadi.”
Indra : “Cukup, secepatnya kita harus menyelidiki kasus ini.”
Mr. Vaint : “Ya, kalian benar. Cepatlah, lebih cepat lebih baik.”
Ginny : “Hmmm, terima kasih Mr. Maaf kami selalu merepotkan Anda.”
Mr. Vaint : “Tidak apa-apa. Semoga kalian berhasil.”

        Di jalan….

Bellya : “Tuh kan, Mr. Vaint aja bilang gitu, berarti aku dan Rosa kemaren nggak 100% salah.”

        Yang lain hanya menggumam dan sebagian dari mereka tersenyum.

Kembali ke Part 3
Lanjut ke Part 5

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Laporan Praktikum Kimia : Pengaruh Suhu terhadap Laju Reaksi

REVIEW LAGU CHEN - SHALL WE?