Teks Drama "Hitam dalam Gelap" (Part 2)

        Tahun 1999, pada saat penerimaan mahasiswa baru di sebuah universitas terkenal di Jakarta, tampak seorang gadis yang imut saking imutnya sampai terlihat kumut-kumut dengan stylish yang benar-benar mengikuti mode saat itu sedang berjalan membaca buku. Tiba-tiba….
        GUBRAAKKKKK!!!



Stevia : (terjatuh) “Aduuuhhh!”
John : (merapikan baju sambil berdiri dan memandangi Stevia) “Kamu nggak papa kan?”
Stevia : (masih dengan posisi cantiknya)Nggak papa.”
John : “Ya sudah.” (kemudian berjalan pergi meninggalkan Stevia)
Stevia : (dengan wajah geram)Stop!
John : (menoleh)
Stevia : “Tolongin.”
John : (dengan wajah heran)Ngapain, udah gede, berdiri sendiri bisa kan?” (kemudian berjalan pergi meninggalkan Stevia)
Stevia : (memasang wajah manjanya, saat melihat John tetap berjalan meninggalkannya) “Hmm, sakitnya tuh di sini.”

        Lalu, Stevia melanjutkan perjalanannya menuju kelas. Di depan kelas ia melihat sosok Bellya. Stevia menyapa Bellya dengan bahasa khas mereka.

Stevia : (melaksanakan aksi berjabat tangan yang khas) “Halo mblo, masih tetep jomblo?”
Bellya : (menyambut tangan Stevia) “Menurut L?”

        Tak lama kemudian Ginny dan Evelyna datang. Ia langsung bergabung dengan Stevia dan Bellya.

Ginny : (duduk dengan wajah yang datar) “Kalian berdua tetep aja, nggak berubah.”
Evelyna : (memandang Ginny heran)He to the looo, kamu tuh yang nggak berubah. Dari dulu kebanyakan diem. Ngomongnya cuma sama buku, udah gitu pakai bahasa kalbu lagi.”
Ginny : “Biarin, masalah buat kamu?”
Stevia : “Udah ah, udah. Masih pagi masa mau berantem sih. Udah pada sarapan belum? Kalau belum, kita sarapan bareng-bareng yuk?”
Rosalina : (berlari sambil bercermin)Eh eeeh, tungguin. Kalian kok nggak ngajakin aku sih? Tuh kan mulai deh nakalnya.”
Evelyna : OMG hellooo, manja banget sih. Udah gede, malu ah, Ros.”
Ginny : “Udah ayooo. Katanya mau sarapan bareng-bareng?”

        Mereka pun pergi ke kantin. Di sepanjang koridor kampus mereka berjalan sambil bercerita. Ya maklum lah, jarak kelas ke kantin lumayan jauh. Mungkin bisa ditempuh selama 15 menit. Tak jarang Ginny dan yang lainnya tertawa terbahak-bahak mendengar cerita Evelyna. Mereka tak sadar jika setiap orang yang ada di sekitarnya melihat seakan-akan ingin membekap mulut kelima gadis tak tahu malu itu. Setibanya di kantin, mereka bertemu dengan Aurela. Sepertinya Aurela sudah dari tadi berada di meja makan yang biasa mereka tempati. Gaduhlah suasana kantin….

Evelyna : (duduk sambil memainkan HP-nya)Udah dari tadi?”
Aurela : “Ya iya sih, udah dari tadi pagi-pagi banget.”
Rosalina : “Ngapain?”
Evelyna : (masih sibuk dengan HP-nya) Tau tuh, nyari pencerahan ya? Hayolooo ngaku.”
Aurela : “Enak aja, nggak kepikiran sampai situ.”
Stevia : (melihat ke arah laptop Aurela)Ngerjain apaan, sih?”
Aurela : “Ini makalah Pak Vaint.”
Evelyna : “Hmmm, ya ampun rajin, ya. Coba aja kita kayak gitu, wkwkwk nggak kebayang.”
Stevia : “Kamu kan emang nggak niat kuliah, niatnya cuma cari pencerahan di sini.”
Evelyna : “Pencerahan-pencerahan. Ya kali ada bu ustadzah di sini ngasih pencerahan, siraman rohani gitu. Ah Stevia mah ngajakin berantem.”
Bellya : “Astaghfirullah, manusia-manusia ini pada kenapa sih? Nggak baik tau berantem-berantem gitu. Ngomong-ngomong kalian udah pesen makanan belum sih?”
Ginny : (menatap sinis)Tau tuh, kayak anjing sama kucing nggak pernah akur. Oh iya ya, kita kan belum pesan makanan.”
Rosalina : “Kalian pinter banget sih, jadi dari tadi nggak ada yang pesan? Mau makan apa kalian ha? Keburu laper nih.”
Ginny : ”Kayak biasanya aja, Ros. Lagi males berdiri nih.”

        Akhirnya Rosalina yang memesan makanan. Sambil menunggu makanan, mereka sibuk memainkan HP-nya masing-masing. Kecuali dua orang, Aurela dan Ginny. Mereka berdua disibukkan dengan makalah dan buku pengetahuan. Setelah selesai makan, mereka kembali ke kelas. Tak lama kemudian, John melintas di hadapan gadis-gadis itu. Stevia terkejut melihatnya.

Stevia : (dengan wajah tidak percaya) “Kamu lagi kamu lagi.”
Ginny : (menoleh pada orang yang dimaksud Stevia) “Kalian kenal?”
Stevia : “Ya dia orang yang nabrak aku tadi. Habis aku ditinggalin, nggak dibantuin berdiri.”
John : (dengan wajah datar) “Kamu lagi. Yang tadi udah deh, nggak usah diingat-ingat terus. Lagian ngapain kamu ada di sini?”
Stevia : “Ini kelas aku kelessss.”
Rosalina : “Kamu mau gabung sama kita? Kayaknya aku baru liat kamu hari ini deh.”
Evelyna : “Iya gabung aja.”
John : “Oke thanks. Boleh aku duduk di sini?” (menunjuk bangku di samping Ginny)
Ginny : (mempersilahkan duduk) “Iya, tentu. Duduk aja. Oh iya, Ginny.” (mengulurkan tangan)
John : (duduk dan menyambut uluran tangan Ginny) “Terima kasih. Aku John.”

        Cukup lama mereka ngobrol bersama. Kemudian di antara keenam gadis itu, Ginny lahyang merasa ada yang lain saat ia berada di dekat John. Sepertinya ia jatuh cinta pada pandangan pertama. Mereka terlihat begitu dekat. Tapi dalam hati Ginny, semua terlalu cepat jika disimpulkan bahwa perasaan itu adalah cinta.

Kembali ke Part 1
Lanjut ke Part 3

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Laporan Praktikum Kimia : Pengaruh Suhu terhadap Laju Reaksi

REVIEW LAGU CHEN - SHALL WE?