Puzzle & Persahabatan

     Kali ini, aku akan share cerpen buatanku sendiri. Yang mau baca silahkan... :)

Aku mengayuh sepedaku menuju sekolah. Udara yang segar dan matahari pagi menambah semangatku ke sekolah. Setiba di sekolah, aku langsung memarkir sepedaku dan masuk ke kelas. Tiba-tiba, Fira menyambutku.
    “Rin, kamu ikut kegiatan apa hari ini?” tanya Fira.
    “Kegiatan apa?” tanyaku.
    “Itu, kegiatan pengembangan diri….” jawab Fira.
    “Oh, iya. Ini ‘kan hari Jum’at. Aku ikut bulutangkis.” kataku.
    Tak lama kemudian, bel berbunyi. Hari ini adalah hari dimana para siswa melakukan kegiatan pengembangan diri, sehingga aku dan teman-temanku berpencar ke kegiatannya masing-masing.
    “Hei, Rina. Ayo kita latihan,” kata Wulan ketika aku tiba. Aku, Wulan, dan Catur segera masuk ke aula, dan kami pun berlatih.
    Tak lama, bel pulang pun berbunyi. Aku pun segera pulang. Di perjalanan, aku berpikir, “Aku sudah lebih akrab dengan teman-teman. Terasa ada sesuatu yang kurang bila salah satu dari mereka tidak ada. Memang sahabat bisa dari mana saja, dari lingkungan sekolah, tetangga, atau keluarga. Aku sebenarnya ingin mengetahui, seperti apakah sahabat sejati itu. Mungkin akan ku temukan esok hari,” pikirku.

                                                            ********

    Hari ini hari Minggu. Aku mengajak adikku ke toko mainan. Ia senang sekali.
    “Kak, aku ingin puzzle….” rengek adikku..
    “Ya, kakak belikan,” jawabku.
    Saat aku melihat-lihat puzzle, aku berpikir, kira-kira apa sebenarnya tujuan dibuatnya puzzle. Aku masih belum menemukan jawabannya. Tak sadar aku melamun.
    “Kakak, aku mau yang ini.” kata adikku, mengagetkanku, membuatku terhenyak dari lamunan.
“Oh… Iya Dik,” jawabku . Lalu aku membayarnya dan pulang. Kemudian aku mengajari adikku begaimana cara bermain puzzle. Adikku memainkannya sampai saat kami selesai bermain, puzzle itu hilang sepotong. Adikku mencoba untuk menggantikan potongan itu dengan yang lain, tetapi ternyata itu tak berhasil. Akhirnya, aku menemukan jawaban atas pertanyaanku selama ini.

                                                                  *****

Dalam diary-ku, kutuliskan jawaban itu:
”Sahabat sejati itu ibarat potongan puzzle.
Tiap potongannya tidak ada yang dapat menggantikan.
Walau hilang entah kemana,
Tetapi masih ada tempat untuknya.”
Itulah kata-kata yang akan selalu kuingat dalam hidupku.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Laporan Praktikum Kimia : Pengaruh Suhu terhadap Laju Reaksi

REVIEW LAGU CHEN - SHALL WE?